Tuesday, December 9, 2014

Tari Rapai Geleng



Rapai adalah jenis tamborin yang biasanya dipakai untuk mengiringi sebuah lagu atau tarian. Permainan Rapai telah dikembangkan dan diiringi dengan lagu-lagu dan berbagai macam lenggak-lenggok yang indah. Ini merupakan dobrakan penampilan sebuah tarian baru yang disebut “Rapai Geleng”. Tarian ini dimainkan oleh 11 sampai 12 orang penari dan setiap mereka memainkan Rapai (tamborin kecil). Sambil bermain Rapai dan menyanyikan lagu, mereka melakukan berbagai gerakan tubuh yaitu tangan, kepala, dan lain-lain. Gerakan para penari hampir sama dengan tarian Saman tetapi menggunakan Rapai. Tarian ini juga sangat dinikmati dan menyenangkan.

Tari Tarek Pukat "Aceh"


Tarek Pukat merupakan salah satu tarian daerah Aceh yang sangat terkenal. Tarian ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan rakyat Aceh yang tinggal di pesisisr pantai, dimana sebagian besar bermata pencarian sebagai nelayan. Tarian Tarek Pukat biasanya di tarikan oleh 7 sampai 9 orang wanita, dan 4 atau 5 orang laki-laki yang mengiringi tarian ini.
Pada dasarnya, gerakan tarian ini sangatlah sederhana, dan mudah untuk di pelajari, dimana para wanita berdiri dan duduk sambil merangkai rangkaian tali yang mencerminkan jaring ikan, lalu para laki-laki mengiringi tarian ini di belakang para wanita dengan memperagakan gerakan yang mencerminkan seseorang menangkap ikan. Tarian ini sudah banyak berkembang, baik dari segi gerakan, pakaian adat, maupun aransemen musik yang mengiringinya, namun perubahan-perubahan yang terjadi tidak terlalu mencolok dan tidak melenceng dari bentuk tarian aslinya.
Sebagai warisan kebudayaan Aceh, tarian ini harus kita jaga dan kita lestarikan, terutama kepada generasi muda yang kurang mencintai kebudayaan daerah.

Tuesday, December 2, 2014

Tari Laweut



Tari Laweut juga sering disebut dengan Tari Seudati Inong karena dilihat dari jumlah penari, gerakan-gerakannya, pola tarian, proses dan teknik dari tarian ini mirip seperti Tari Seudati. Kedua tari ini sama-sama ditarikan oleh 8 orang penari wanita dan 1 orang syahi (penyanyi) musik sekaligus yang memimpin gerakan penari lainnya. Yang membedakan yaitu kekhasan Tari Seudati menggunakan tepukan dada sedangkan Tari Laweut menggunakan tepukan paha bukan dada. Kata Laweut pada nama tari ini berasal dari bahasa Arab yaitu kata Salawat yaitu sanjungan yang ditujukan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W. Syair-syair yang mengiringi tarian ini memang lebih banyak bershalawat atas nabi. Sebelum sebutan laweut dipakai, pertama sekali tari ini disebut dengan Tari Akoon (Seudati Inong). Kemudian nama Laweut ditetapkan pada Pekan Kebudayaan Aceh II (PKA II).

Musik yang digunakan dalam tarian ini yaitu musik internal yang berasal dari tubuh penari seperti tepukan dada, petikan jari,tepukan tangan, hentakan kaki dan vokal syahi yang menyanyikan syair dari tarian ini. Di dalam pementasan Tari Laweut ini terdapat syair yang dilantunkan selama gerakan tarian berlangsung. Syair-syair yang terdapat pada Tari Laweut mengandung pesan-pesan tersendiri seperti mengenai keimanan, kemasyarakatan, pembangunan, dan lain-lain. Inilah yang menjadi ciri khas dari budaya dan seni Aceh terutama pada tariannya dimana mengandung unsur agama Islam yang kental. Kita dapat mendengarkan syair-syair yang dilagukan saat tarian berlangsung sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan sebagai bentuk ajaran agama yang disampaikan lewat karya yang luar biasa.

Tari Laweut sering ditampilkan pada saat kegiatan pesta rakyat, pesta perkawinan dan peringatan hari-hari besar lainnya. Sebelum menari, gerakan dari tari ini diawali dengan penari-penari dari arah kiri atas dan kanan atas dengan jalan gerakan barisan memasuki pentas dan langsung membuat komposisi berbanjar satu. Posisi mereka menghadap kepada penonton. Sebelum tarian dimulai, para penari memberi salam hormat dengan mengangkat kedua belah tangan sebatas dada kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian.


Monday, December 1, 2014

TARI SAMAN " Dance of THousand Hand"



Tari saman adalah sebuah tarian Suku Gayo  yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan  bahasa Gayo.  Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhamad SAW Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh  Syeh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai  Daftar Representatif Budaya takbenda WarisanManusia  dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Makna dan fungsi Tarian Saman.
Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan  (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.
Paduan suara
Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut syekh. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Pada zaman dahulu, tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu, diantaranya dalam upacara memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW, Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan tamu-tamu antar kabupaten dan Negara atau dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.     
Makkna Nyanyian
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam:
  1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
  2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
  3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
  4. Syekh, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
  5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Gerakan  pada Tari Saman
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu Kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam demi memudakan dakwahnya .Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah  melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini menggunakan bahasa Gayo.
Penari dalamTari Saman
Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.

Indahnya Negeri Aceh



Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki Seni tari tradisional yang menarik dan populer, hal ini menunjukkan kreativitas anak bangsa di aceh, meskipun jauh dari ibu kota dan merupakan salah satu wilayah paling ujung yang berbatasan langsung dengan Negara lain.
Aaceh atau dikenal dengan sebutan Nangro Aceh Darusalam, memilki kultur dan seninya yang khas, sehingga hal ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang menjadi nilai wisata di aceh. Tarian di aceh ini dapat disajikan sebagai sebuah paket wisata, sebab disini tersedia SDM yang kreatif yang benar-benar memahami dan menggemari kesenian Aceh yang ada. Selain itu juga didukung oleh pemain-pemain seni tari yang penuh didikasi mau belajar dengan sungguh-sungguh untuk keperluan penyajian paket wisata budaya.

Dari berbagai budaya yang ada di aceh, seni tari merupakan salah satu budaya yang sangat populer dari wilayah ini yang mampu mewakili eksisteni seni di nusantara, tidak hanya itu, seni tari dari aceh sering kali dipertunjukkan di berbagai wilayah mancanegara. Seni budaya dimiliki ini menjadi paket-paket yang sangat menarik karena memperlihatkan ke khasannya tersendiri, proses pengolahannya menuntut kemampuan estetika dan pandangan kedepan yang sesuai dengan landasan ideal masyarakat dan tidak meyimpang dari ciri-ciri kepribadian masyarakat aceh yang islami dan tidak menyimpan dari spirit keislaman dan ini terlihat jelas dalam berbagai tarian, baik sedati saman, debus, ranup lampuan dan taraian tradisional lainnya.

Friday, November 14, 2014

Tari Kontemporer



Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari luar, seperti tari Balet dan Tari Modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman dari Yogyakarta Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana merantau ke Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia. Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di Indonesia, misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta keanggunan gerakan seringkali muncul dalam pagelaran seni tari kontemporer di Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan seni tari teater tradisional Jawa dan Bali.
Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya pengaruh Budaya Pop dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat, beberapa tari modern seperti tari jalanan (street dance)juga merebut perhatian kaum muda Indonesia.
Batman Begins - Diagonal Resize 2
Widget Animasi